Kartu kredit adalah salah satu produk bank yang banyak dinikmati masyarakat, budaya mengutang secara terhormat telah merasuk dalam kehidupan masyarakat berpenghasilan. Apalagi persyaratan untuk menjadi pengguna kartu kian dipermudah, pola dan cara konsumsi masyarakat “belanja dulu bayar kemudian” perlahan semakin banyak digunakan oleh kalangan kelas menengah sampai kelas atas.
Berdasarkan data yang diambil dari Asosiasi Kartu Kredit Indonesia periode 2017 sampai dengan tahun 2021 sebagai berikut :
Tahun |
Jumlah Kartu |
Jumlah Transaksi (Rp) |
Nilai Transaksi (Rp) |
2017 |
17.244.127 |
319.291.747 |
288.912.875 |
2018 |
17.275.128 |
330.145.675 |
305.201.319 |
2019 |
17.487.057 |
340.248.590 |
332.644.750 |
2020 |
16.940.040 |
268.209.725 |
231.553.111 |
2021 |
16.513.623 |
277.051.232 |
237.748.510 |
Sumber : Asosiasi Kartu Kredit Indonesia
Terlihat data jumlah kartu kredit periode 2020 hingga 2021 menurun 426.417, walaupun menurun jumlah transkasi meningkat sebesar Rp. 8.841.507,- demikian halnya nilai transaksi meningkat sebesar Rp. 6.195.399,-.
Uniknya tidak semua orang yang berpenghasilan dapat menggunakan kartu kredit, ini dikarenakan kondisi keuangan calon pengguna kartu kredit harus kuat, selain itu tabungan minimal sebesar 2 sampai 3 kali lipat pendapatan tiap bulan, sehingga ada dana cadangan jika sewaktu-waktu terjadi kondisi darurat. Walaupun saat ini banyak bank-bank menerapkan persyaratan yang ketat bagi pengguna kartu kredit namun selalu dikemas dengan tawaran yang menarik, sebaiknya calon pengguna kartu kredit tetap memperhatikan persyaratan yang diberikan bank sebelum memutuskan untuk menggunakan kartu kredit. Hal lainnya yang perlu diperhatikan dalam menggunakan kartu kredit adalah denda, biaya administrasi dan bunga. Ini menjadi masalah utama yang sering dialami oleh banyak pengguna di Indonesia, apalagi nominalnya dapat melebihi jumlah cicilan kartu kredit tersebut. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan agar lebih bijak dalam menggunakan kartu kredit diantaranya sebagai berikut :
1. Dana Cadangan
Bagi pemula yang ingin mempunyai kartu minimal telah mempunyai cadangan dana atau sebesar tiga kali pendapatan bulanan.2. Beban cicilan
Apabila kemampuan membayar cicilan hanya sebesar 20% sebaiknya hentikan pemakaian kartu kredit, dan lakukan pelunasan secara bertahap sehingga tidak terlihat menunggak dan sampai tercatat dalam daftar hitam kreditur bermasalah di Bank Indonesia.
3. Pilih bank yang mempunyai reputasi baik
Pilihlah bank yang dapat menawarkan kartu kredit tidak saja daftar atau slip gaji pengguna kartu, melainkan harus disertai dengan dana simpanan selama 6 bulan terakhir. Kemampuan dalam menabung turut diperhatikan bank kepada calon pengguna kartu kredit, jadi bank tidak sembarangan dalam memberikan kartu kredit.
4. Jumlah kartu kredit yang digunakan
Kartu kredit yang digunakan maksimal dua, penggunaan dua jenis kartu kredit ini dapat digunakan untuk kebutuhan bulanan dan dana darurat. Khusus untuk kartu kredit yang digunakan untuk tujuan dana darurat sebaiknya tidak sering dibawa untuk meminimalisir penggunaan kredit yang berlebihan.
Hemat tanpa harus membuang Recehan
Banyak penelitian menunjukan kecenderungan menggunakan transaksi tunai makin berkurang, meskipun tidak akan hilang sepenuhnya. Contohnya penggunaan jalan tol dijakarta terlihat jelas bahwa uang tunai mulai digusur dengan kartu sakti yang disebut e-money atau uang elektronik. Saat ini para pemegang rekening bank dapat dengan mudah memesan secangkir kopi, membayar makanan dan lain sebagainya lalu kemudian membayarnya hanya dengan memindai kode bar. Jika melihat trend penggunaan uang elektronik, banyak masyarakat kelas menengah mulai beralih menggunakan transaksi non tunai dengan memanfaatkan anjungan tunai mandiri (ATM), kartu debit, kartu kredit, internet banking, mobile banking dan e-money dalam bertransaksi misalnya belanja online, membayar berbagai tagihan seperti air, telepon, listrik, pajak kendaraan, TV kabel dan lain sebagainya. Ini menunjukan bahwa secara perlahan-lahan kita mulai beralih dan menyambut era transaksi digital masa depan.