Memasuki abad ke 21 saat ini, industri perbankan menghadapi berbagai tantangan yang beragam salah satu diantaranya dipicu oleh perkembangan teknologi informasi yang kian pesat, tantangan yang dihadapi perbankan adalah kecenderungan yang mengarah pada trend ekonomi makro, peningkatan persaingan, perkembangan teknologi dan semakin ketatnya regulasi.
Lahirnya generasi digital (Generasi Y) yang lebih merasa nyaman dengan penggunaan teknologi mengharuskan bank harus mampu beradaptasi atau bahkan mengubah cara memasarkan produk, membangun komunikasi dan mengembangkan networking seluas-luasnya secara dinamis dan berkelanjutan, hal ini diakibatkan oleh pemuda-pemudi yang kita sebutkan tadi sebagai generasi Y mulai memasuki lapangan kerja dan perlahan-lahan menjadi nasabah pada lembaga perbankan, ketika generasi Y ini menjadi seorang nasabah pada bank maka akan terjadi pergeseran pola prilaku yakni psikologi yang diakibatkan meningkatnya selft actualization dan penggunaan teknologi yang akan memudahkan akses kepada lembaga perbankan. Pola prilaku ini terus berjalan dan semakin lama semakin cepat. Disisi lain bank harus tetap menjalankan Prudential principles yakni prinsip yang sangat mendasar bagi kelangsungan bisnis perbankan, dimana otoritas pengawasan terus mendorong perbankan untuk patuh dan melaksanakan GCG (Good Corporate Governance) sehingga dapat mengelola risiko secara sungguh-sungguh, sejalan dengan pertumbuhan aset dan perolehan laba. Kepatuhan terhadap regulasi dari pihak otoritas tidak saja menyasar pada lembaga perbankan tetapi masyarakat pada umumnya baik yang telah menyimpan dananya maupun yang memanfaatkan dana pada bank.
Lahirnya generasi Y dan perkembangan teknologi informasi yang kian pesat membuat perbankan terus berupaya untuk menyesuaikan tantangan yang dihadapi, tepat sasaran dan patuh terhadap regulasi serta tetap berorientasi bisnis, inovatif, berkarakter, akuntabel, risk awarness dan mempunyai jaringan yang luas termasuk nasabah, pejabat pemerintah, regulator, kreditur, rekan-rekan bankir dan lain-lain. Awal abad ke 21 dikenal sebagai zaman VUCA dimana dalam dunia bisnis terjadi perubahan yang sangat cepat, hubungan sebab akibat sulit dimengerti dan tidak memiliki pola tertentu. Hal ini cukup membingungkan para pebisnis terutama dalam hal pengambilan keputusan. Mengutip "Kirk Lawrence" menjeaskan bahwa kondisi VUCA menyebabkan para pelaku bisnis perlu menyusun strategi bisnis yang baru yang disesuaikan dengan kondisi new normal. Vuca sendiri merupakan perpaduan dari kata Volatility (berubah dengan cepat), Uncertainty (tidak ada kepastian), Complexity (rumit), Ambiguity (memiliki banyak arti).
Saat ini industri keuangan dan perbankan menghadapi dua perkembangan yakni pertama mencari jawaban atas pertanyaan tentang apa yang bisa membuat industri perbankan beroperasi secara efisien dan kepastian bahwa penambahan modal oleh pemilik akan membuat bank lebih kuat dan dapat mendorong kemajuan ekonomi. Kedua mencari jawaban atas pertanyaan mengenai kesiapan industri perbankan dalam mengelola dan mengatur dirinya sendiri dan juga regulator sebagai pengawas bank bisa melaksanakan pengawasannya dengan lebih efektif.